Menembak yang dimaksudkan disini adalah wanita menyatakan perasaan cinta lebih dahulu kepada pria. Ya, jaman telah berubah dan pernyataan cinta bukan hanya monopoli kaum pria saja. Namun apa yang kita lihat mungkin dalam film, buku, dan pengalaman orang lain kadang tidaklah cocok untuk diterapkan dalam semua kasus. Apalagi ini Indonesia, yang menjunjung tinggi adat ketimuran. Pria biasanya yang memegang peranan untuk menyatakan, dan wanita tinggal memutuskan, menerima atau menolak.
Bagaimana bila pernyataan cinta itu tidak  pernah datang, sementara wanita sudah terlanjur jatuh hati pada pria?  Inilah ide yang dimunculkan oleh Kompasianer Nur Leni, saat berdiskusi  di artikel Surat Cinta Para Mantan. Artikel sebelumnya membahas surat  cinta yang biasanya dituliskan oleh pria, dan memang belum membahas dari  sisi wanita.
Setelah itu artikel Ditembak Cewek  Duluan, Mau Ngga? ditulis untuk mengundang para Kompasianer, khususnya  pria agar menyampaikan idenya mengenai dua topik yang ada, yaitu:
1. Maukah cowok ditembak duluan?
2. Bagaimana cara penyampaian yang diinginkan?
Maklum, saya belum pernah jadi cowok dan  belum pernah menembak, jadi pendapat dan pengalaman para Kompasianer  tentu sangat saya hargai.
Karena itu sebelumnya saya ucapkan terima  kasih kepada Kompasianer yang telah memberikan komentarnya, baik yang  aktif berdiskusi maupun memberikan pendapat, yang serius maupun yang  penggembira, yang memang masih muda maupun yang berjiwa muda, apapun,  karena tiada kesan tanpa kehadiran Anda (eh?) . Saya absen berdasarkan  tampilan di laman ya, ada Kompasianer Erri Subakti, Nur Leny, Bain  Saptaman, Empuss Miaww, Choiron, Ervyanti Rustan, Roy Octora, Oswald,  Har, Baskoro Endrawan, Om_maas, Chris Suryo (paknethole), Ipi Fernandez,  Kareena, Noor Zainab, Arief Basuki, Amrizal Muchtar, Jetzty Hermann,  Hum, Litha Oyoshi dan Arba. Trims juga untuk Pak Bain Saptaman, Ipi  Fernandez, Litha Oyoshi, dan Budhi Wiryawan atas votenya.
###
Secara umum terdapat 3 kelompok pendapat,  yang menyatakan setuju, agak setuju, dan tidak setuju terhadap peranan  wanita dalam menyatakan cinta. Semuanya sample ini semoga dapat mewakili  populasi pria di Indonesia, meskipun tanpa tes reliabilitas dan  validasi, bahwa memang ada 3 tipe pria. Nah, kemungkinan salah satu tipe  pria ini yang akan dihadapi wanita dalam perjuangannya.
Kemudian hampir semua Kompasianer yang  terlibat dalam diskusi berpendapat, sebaiknya pernyataan itu tidak  dilakukan secara langsung. Misalnya mencegat pria saat pulang kerja,  menatapnya dalam-dalam sambil mencengkeram kerah bajunya, dan bilang ‘Ai  Lap Yu’. Ngga banget, kata mereka. Jadi para pria sebenarnya tetap  menginginkan sebaiknya wanita mengungkapkannya secara lebih halus dan  tidak langsung.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disusun langkah-langkah menembak untuk wanita yaitu:
Langkah kesatu: Kenali dulu tipe pria Anda
Jika dimungkinkan, ada baiknya mengenali  tipe pria seperti apa yang Anda akan hadapi. Belum tentu yang malu-malu  akan kabur kalau Anda menembak duluan. Dan belum tentu yang gaul banget  akan terbuka dan bisa menerima aksi nekad Anda. Jadi yang tersurat belum  tentu yang tersirat (meniru slogannya RDP).
Caranya bisa dengan bertanya pada orang  sekeliling pria, mungkinkah cara tersebut dipakai, bagaimana sejatinya  sifat pria, dan apakah dia pernah mengalami hal yang sama dan bagaimana  tanggapannya. Dari pengamatan juga bisa, atau tanyakan langsung padanya.  Hal ini bisa dilakukan kalau Anda sudah kenal dekat padanya. Misal,  datangi dia dan karang cerita seperti ini
‘Eh, kalau ada cewek nembak kamu duluan, kamu mau ngga?’
Kalau dia balik bertanya, pura-pura nama  dirahasiakan, dan paksa dia untuk menjawab pertanyaan. Nah, jadi tahu  kan dia tipe pria seperti apa.
Langkah kedua : Ambil resiko
Sudah tahu tipenya? Kalau dia termasuk  yang bisa menerima, silakan masuk langkah ketiga. Namun jika dia merasa  segan, bagaimanapun perasaan Anda harus diungkap kan? Jangan kalah  sebelum perang, jangan mundur sebelum bertempur. Kalau Anda tidak  melakukannya, Anda tidak akan pernah tahu hasil yang Anda akan dapat,  dan tidak bisa bergerak untuk mencari sasaran tembak yang lain, karena  masih penasaran dengan yang satu ini.
Maka ambil resiko untuk lanjut ke langkah  ketiga. Bakal seburuk apa sih jika ditolak? Mungkin memang ada yang  mulutnya ember sehingga ngomong kemana-mana bahwa Anda sudah menembak  dia. Kalaupun itu terjadi, setidaknya orang akan berpikir Anda wanita  pemberani, yang bisa memilih lelaki. Siapa tahu malah cerita itu akan  membuat lelaki lain berharap ditembak oleh Anda.
Berhenti khawatir. Kekhawatiran tidak  akan merubah apapun. Dengan melawan ketakutan yang ada Anda pelan-pelan  berubah menjadi wanita yang lebih tangguh.
Langkah ketiga : Menyatakan cinta
Bagaimanapun, para pria menginginkan  mereka yang menyatakannya duluan. Jadi sebaiknya sebelum Anda menulis  surat berlembar-lembar, beri tanda pada si dia bahwa Anda menyukainya.  Misal selalu ada di setiap kegiatannya, tapi hati-hati jangan sampai  kehadiran Anda malah annoying. Berusaha mendukungnya dalam setiap  kesempatan. Berbicara yang menjurus, atau sambil bercanda, atau  berlakulah seperti TTM (teman tapi mesra), hubungan yang menguntungkan  kedua belah pihak. Beri clue yang jelas hanya pada dia saja, sehingga  dia bisa menangkap keinginan Anda.
Tanda yang bisa Anda berikan bisa berupa  (pura-pura) salah tingkah, melambatkan gerakan agar si dia memperhatikan  (misal berlama-lama mondar mandir di depannya- setrikaaaa kali…),  merapikan penampilan dan wangi, perhatian terhadap yang pria lakukan,  dan terlihat memuja pria (memuji, menyemangati, terbelalak).
Seperti video klip Carlie Jepsen – Call  Me, Maybe yang saya sertakan di artikel sebelumnya. Mengetahui ada  tetangga yang ganteng-tinggi-sixpack-…eh…fokus, fokus….semula ceweknya  cuma berani ngintip dari jendela. Setelah itu dia berusaha menarik  perhatian si cowok dengan berada di dekatnya, baru kemudian memberikan  nomor teleponnya sambil berucap ‘call me, MAYBE?’. Jadi pilihan tetap  diserahkan pada pria, bukan maksa.
Syukur-syukur si dia tanggap. Kalau belum  ngeh juga, ya Anda mesti siap-siap mengutarakan maksud, secara tidak  langsung. Manfaatkan teman dia, atau teman Anda, sebagai penghubung dan  merencanakan pertemuan yang ‘tidak sengaja’. Jika ternyata pernyataan  suka Anda ditanggapi positif, Anda bisa mulai mendekatinya secara  langsung, dan mestinya dia sudah siap untuk dicintai. Bila tanggapannya  menggantung, jangan mau. Aktifkan teman-teman Anda kembali untuk  mendapat kepastian.
Ungkapkan perasaan Anda ketika sedang berdua saja dengan si dia. Beberapa contoh kalimatnya :
‘Aku sayang kamu. Aku berharap dapat jadi bagian dalam hidupmu. Bolehkah?’
‘Bisakah kita menjadi teman berbagi selamanya?’
‘Terima kasih ya telah mengisi hari-hari indahku. Mungkinkah ini dapat berlangsung terus?’
Bagaimana jika tanggapannya negatif? Saya  rasa ini waktunya untuk mundur, entah untuk sementara atau selamanya.  Pria juga perlu waktu untuk menyadari dia cinta atau tidak dengan wanita  yang telah berani menembaknya. Saatnya Anda jual mahal sedikit, tidak  membahas pernyataan Anda sebelumnya, dan berlaku biasa. Kalau perlu  tunjukkan bahwa Anda cukup berkualitas dan patut didapatkan. Semoga dia  jadi penasaran dan malah balik mengejar Anda.
Namun jika tidak, jangan kecewa. Cinta  tidak bisa dipaksa. Saatnya menggeser sasaran, karena mungkin dia bukan  jodoh Anda. Kalaupun jodoh, tanpa diperjuangkanpun ya nanti bakal  dipertemukan kembali. Jadi move on, pria tidak cuma dia saja. Pria yang  lebih baik akan muncul, hanya saja sekarang belum kelihatan.
Untuk para pria, rasanya Anda juga harus  mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu hal ini terjadi, maksudnya ada  wanita yang menyampaikan cinta pada Anda lebih dahulu. Jangan kaget dan  menganggap wanita ini kok nekad amat. Kalau Anda suka ya terima, kalau  tidak ya tolak. Jadi tanyakan ke hati, tidak perlu memusingkan siapa  duluan yang sebaiknya menyatakan. Seharusnya malah Anda bangga, wanita  berani keluar dari pakem yang ada, karena melihat Anda sebagai seorang  pria yang patut diperjuangkan, dan harus ditembak agar tidak keduluan  saingan.


 

