Namun, tidak semua exchanger bisa dikatakan terpercaya, sehingga investor harus berhati-hati dalam memilih. Exchanger yang terpercaya biasanya memiliki izin resmi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), reputasi yang baik, sistem keamanan tinggi, serta layanan pelanggan yang responsif.
Salah satu exchanger yang cukup populer dan terpercaya adalah Indodax. Platform ini bahkan menjadi pionir bursa aset kripto di Indonesia sejak berdiri pada tahun 2014.
Indodax menyediakan berbagai aset digital, termasuk Bitcoin, dengan volume transaksi harian yang besar. Kelebihannya adalah antarmuka yang ramah pengguna, dukungan aplikasi mobile, dan proses deposit maupun penarikan yang relatif cepat.
Selain Indodax, ada juga Tokocrypto yang merupakan salah satu exchanger resmi di bawah pengawasan Bappebti. Tokocrypto mendapatkan banyak perhatian karena bermitra dengan Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia.
Kami sedang mencari agen iklan untuk periklanan media nasional disetiap desa atau kelurahan di seluruh Indonesia, yang mau bekerja secara partime atau paruh waktu baik melalui online maupun nyata, dan ini tidak terikat target khusus.
Hal ini membuat Tokocrypto memiliki likuiditas yang tinggi serta akses ke berbagai aset kripto. Bagi investor pemula, Tokocrypto juga menyediakan fitur edukasi sehingga pengguna bisa memahami cara kerja perdagangan aset digital dengan lebih mudah.
Selanjutnya, Luno Indonesia juga menjadi salah satu pemain besar dalam pasar aset kripto di Tanah Air. Luno dikenal dengan sistem keamanan yang baik serta aplikasi yang sederhana digunakan, terutama untuk pengguna baru. Luno juga sudah lama hadir di Indonesia dan memiliki izin operasional resmi, sehingga tingkat keamanannya bisa lebih terjamin.
Tidak ketinggalan, ada Rekeningku.com yang menyediakan lebih dari 40 aset kripto untuk diperdagangkan, termasuk Bitcoin. Platform ini memiliki keunggulan pada sistem transaksi yang cepat serta pilihan metode pembayaran yang cukup banyak, sehingga memudahkan pengguna dalam melakukan jual-beli aset kripto.
Selain itu, ada juga exchanger seperti Pintu, Triv, dan Zipmex Indonesia yang cukup dikenal di kalangan trader aset kripto. Pintu, misalnya, menawarkan kemudahan untuk pemula dengan tampilan aplikasi yang sangat sederhana, sementara Triv mendukung transaksi instan antara kripto dan rupiah. Zipmex sendiri hadir dengan sistem keamanan tingkat tinggi dan dukungan likuiditas yang baik.
Dengan semakin banyaknya exchanger yang hadir di Indonesia, pengguna sebaiknya tetap memperhatikan faktor-faktor penting sebelum memilih.
Pastikan exchanger tersebut sudah terdaftar di Bappebti, memiliki sistem keamanan berlapis seperti two-factor authentication (2FA), menyediakan customer service yang responsif, serta memiliki ulasan positif dari para penggunanya. Hal ini penting untuk menghindari risiko penipuan maupun kehilangan aset digital.
Daftar exchangers (penyelenggara perdagangan aset kripto / pedagang fisik aset kripto) yang telah memperoleh izin atau terdaftar secara resmi di Indonesia (hingga informasi terbaru yang tersedia), beserta konteks regulasi yang relevan:
Seiring regulasi kripto di Indonesia semakin diperketat, salah satu tolok ukur legalitas exchanger adalah apakah platform tersebut telah terdaftar atau memiliki izin resmi di bawah pengawasan otoritas yang berwenang.
Sebelumnya, Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) adalah lembaga yang mengeluarkan izin dan melakukan pengawasan terhadap pedagang fisik aset kripto (PFAK) dan platform perdagangan kripto. Namun sejak awal 2025, tugas pengaturan dan pengawasan atas aset keuangan digital, termasuk kripto, telah dialihkan dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia.
Dalam transisi tersebut, perusahaan-perusahaan exchanger kripto yang sudah memiliki izin atau terdaftar di sistem lama Bappebti tetap menjadi penting sebagai referensi legalitas.
Berdasarkan publikasi resmi OJK per Maret 2025, terdapat sejumlah penyelenggara perdagangan aset keuangan digital (AKD), termasuk kripto, yang telah mendapatkan surat izin atau pendaftaran.
Beberapa nama exchanger / pedagang aset kripto yang tercantum dalam daftar resmi tersebut antara lain:
PT Indodax Nasional Indonesia (Indodax) — salah satu platform kripto tertua dan paling dikenal di Indonesia.
PT Crypto Indonesia Berkat (Tokocrypto) — juga mendapat izin sebagai pedagang aset digital resmi.
PT Pintu Kemana Saja (Pintu) — tercantum sebagai salah satu penyelenggara perdagangan aset keuangan digital.
PT Rekeningku Dotcom Indonesia (Reku / Rekeningku) — termasuk dalam daftar penyelenggara aset digital resmi.
PT Tiga Inti Utama (Triv) — juga disebutkan dalam daftar resmi sebagai penyelenggara perdagangan aset keuangan digital.
PT Aset Kripto Internasional (NVX) — terdaftar sebagai pedagang aset keuangan digital (termasuk kripto).
PT Cipta Koin Digital (Naga Exchange) — terdaftar dalam dokumen izin OJK.
PT Upbit Exchange Indonesia (Upbit) — juga tercantum dalam daftar resmi penyelenggara.
Selain itu, dalam berita dan laporan di media Indonesia juga disebut bahwa ada sekitar 28 perusahaan yang telah mengantongi izin dari Bappebti untuk menjadi pedagang atau exchanger aset kripto, menjadikan mereka platform legal menurut negara.
Namun demikian, status izin atau pendaftaran ini tidak serta-merta menjamin keamanan absolut. Perusahaan harus terus mematuhi regulasi baru di era OJK, melaporkan transaksi, menjaga kepatuhan Anti Pencucian Uang (AML) / Know Your Customer (KYC), serta memastikan sistem keamanan dan proteksi bagi pengguna.
Dalam memilih exchanger Bitcoin di Indonesia, disarankan untuk:
Memastikan bahwa exchanger tersebut tercantum dalam daftar resmi OJK / Bappebti / regulator terkait.
Mengecek apakah exchanger telah memperoleh izin terkait (atau setidaknya telah dalam proses yang sah).
Melihat reputasi pengguna: ulasan, lama beroperasi, dan transparansi.
Memastikan fitur keamanan — misalnya otentikasi dua faktor (2FA), cold storage, enkripsi, dll.
Memperhatikan likuiditas dan volume perdagangan agar dapat membeli/jual dengan cepat tanpa slippage besar.
Sejak industri kripto di Indonesia berkembang pesat, otoritas negara mulai memperketat pengaturan untuk melindungi investor.
Awalnya pengawasan terhadap pedagang aset kripto berada di bawah Bappebti (Kementerian Perdagangan), namun sejak 2025 ada peralihan dan penguatan pengaturan yang melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)—OJK menerbitkan daftar resmi penyelenggara/perdagangan aset keuangan digital (yang mencakup pedagang aset kripto).
Untuk memastikan platform aman dipakai, salah satu langkah penting adalah memilih exchanger yang tercantum pada daftar resmi regulator.
Kami agen situs penerbit content placement Indonesia, jasa kerjasama penerbitan, menerima jasa content placement dengan pemasangan content placement untuk jangka pendek dengan minimal satu kali mengirim content placement, dan menerima kerjasama jangka panjang yang anda inginkan.
Beberapa exchanger besar yang berulang kali tampil pada daftar resmi dan sering disebut “terpercaya” oleh pelaku pasar Indonesia antara lain: Indodax, Tokocrypto, Pintu, Rekeningku (Reku), Upbit Indonesia, dan Pluang.
Nama-nama ini tercantum di publikasi dan lampiran daftar penyelenggara/perdagangan aset keuangan digital oleh regulator (dokumen OJK/Bappebti yang dipublikasikan pada 2025). Platform-platform tersebut umumnya memiliki reputasi lama, antarmuka yang familiar, serta volume transaksi yang relatif tinggi sehingga likuiditasnya lebih baik untuk jual-beli Bitcoin.
Selain nama besar tersebut, OJK juga menerbitkan pembaruan berkala yang menambahkan entitas baru yang memperoleh izin atau pendaftaran—misalnya entitas-entitas yang mendapatkan keputusan izin usaha Pedagang Aset Keuangan Digital pada 2025.
Artinya daftar platform legal bukan statis: beberapa pemain baru bisa mendapatkan izin resmi, sementara calon pedagang juga tercatat di daftar calon (yang menunjukkan proses kepatuhan berjalan). Oleh karena itu penting untuk memeriksa dokumen daftar resmi OJK yang diperbarui berkala sebelum memutuskan menggunakan sebuah exchanger.
Secara ringkas, platform yang sering muncul pada daftar resmi dan dianggap aman dipertimbangkan karena memenuhi beberapa kriteria: (1) tercantum dalam daftar OJK / Bappebti sebagai pedagang/perantara legal; (2) menerapkan prosedur KYC/AML; (3) menyediakan fitur keamanan seperti 2-factor authentication (2FA) dan pemisahan cold storage; (4) memiliki transparansi biaya dan mekanisme deposit/penarikan rupiah; dan (5) memiliki layanan pelanggan yang responsif.
Meski begitu, “terdaftar” bukan berarti tanpa risiko — pengguna tetap perlu menjaga keamanan kunci pribadi, memakai 2FA, dan tidak menyimpan aset lebih lama di exchange daripada yang diperlukan.
Untuk referensi cepat: kamu bisa membuka halaman Daftar Penyelenggara Perdagangan Aset Keuangan Digital di situs OJK yang memuat lampiran PDF daftar entitas beserta tanggal posisinya (mis. pos 24 Maret 2025; pembaruan bertanggal September 2025 juga tersedia).
Dokumen-dokumen ini adalah rujukan paling sahih untuk memastikan apakah sebuah exchanger saat ini memiliki izin/pendaftaran resmi. Jika mau, saya bisa sertakan tautan dokumen daftar OJK terbaru (PDF) atau buatkan tabel ringkas nama-nama exchanger legal beserta status dan nomor keputusan izin—tapi untuk sekarang saya sudah rangkum penjelasan lengkap di atas.
